10 Jenis Penyimpangan Seksual, Bedakah dengan Kelainan Seksual?
Pernahkah Anda mendengar mengenai penyimpangan seksual? Penyimpangan seksual, secara medis dikenal dengan istilah parafilia, adalah kondisi ketertarikan seksual secara berlebihan (ekstrem) pada hal-hal yang dianggap tidak biasa atau tabu dalam lingkungan sosial.
Ketertarikan seksual ini bisa berkaitan dengan objek lain, fantasi, atau perilaku tertentu seperti memakai baju lawan jenis maupun menyakiti pasangan saat berhubungan intim. Nah, apa saja jenis penyimpangan atau kelainan seksual yang ada? Mari simak penjelasannya di bawah ini.
Macam-macam penyimpangan seksual
Parafilia atau penyimpangan seksual sendiri adalah istilah yang disepakati para ahli dalam panduan diagnosis gangguan psikologis Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).
Namun, istilah parafilia sebenarnya menggambarkan kondisi penyimpangan tertentu, bukan gangguan atau kelainan seksual.
Pasalnya, tidak semua kasus penyimpangan seksual bisa sampai menyebabkan perilaku ekstrem yang mengganggu atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Penyimpangan seksual (parafilia) akan dikategorikan sebagai kelainan seksual atau paraphillic disorder ketika kondisi ini menimbulkan gangguan pada individu yang mengalaminya.
Bahkan, kondisi tersebut juga berisiko membahayakan orang lain, terutama untuk perilaku seksual menyimpang yang nonkonsensual (tanpa persetujuan seksual).
Kedua hal tersebut yang menjadi penentu apakah suatu penyimpangan seksual (parafilia) tergolong sebagai kelainan seksual (paraphillic disorder) atau tidak.
Sebenarnya, terdapat berbagai jenis penyimpangan seksual (parafilia).
Akan tetapi, menurut International Journal of Law and Psychiatry, di panduan DSM 5 terdapat 8 jenis penyimpangan seksual yang paling umum dialami.
Berikut macam-macam penyimpangan seksual yang ada:
1. Eksibisionisme
Eksibisionisme adalah penyimpangan yang ditandai adanya dorongan seksual untuk memperlihatkan alat kelamin di depan umum, terutama pada orang yang tidak dikenal.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepuasan seksual dari reaksi orang lain.
Memperlihatkan organ intim menunjukkan keinginan seseorang untuk mendapatkan perhatian dari orang lain atas perilaku seksual yang menyimpang.
Kebanyakan eksibionisme dialami oleh pria.
Eksibisionis pria mungkin juga melakukan masturbasi saat mengekspos atau berfantasi selama memperlihatkan organ intimnya pada orang lain.
Namun, eksibisionis umumnya tidak menginginkan kontak seksual dengan korbannya sehingga jarang melakukan serangan fisik.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu penyimpangan seksual ini, di antaranya ketidakmampuan beradaptasi di lingkungan sosial, disfungsi seksual seperti impotensi, atau gangguan kepribadian (antisosial atau narsistik).
Secara umum, tidak banyak kasus eksibisionis yang masuk ke dalam kriteria klinis kelainan seksual.
2. Fetisisme
Fetisisme adalah obsesi seksual terhadap bagian tubuh atau benda tertentu.
Ketertarikan seksual terhadap objek seksual ini, atau yang dinamakan dengan fetis, biasanya melebihi ketertarikan pada orang lain.
Fetis bisa meliputi bagian tubuh seperti kaki, jari, dan rambut. Sementara untuk benda, fetis bisa berupa sepatu (pria atau wanita), pakaian dalam wanita, celana dalam, hingga bra.
Benda-benda fetis umumnya terbuat dari material tertentu atau memiliki karakteristik spesifik, seperti sepatu yang terbuat dari kulit.
Obsesi seksual yang berkaitan dengan objek tersebut bisa berwujud hasrat, fantasi, atau perilaku seksual menyimpang yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Orang yang memiliki fetis dapat kesulitan mencapai orgasme jika melakukan aktivitas seksual tampa melibatkan objek yang menjadi ketertarikan seksualnya.
Faktor yang bisa memengaruhi seseorang untuk memiliki penyimpangan seksual seperti fetis belum bisa diketahui secara pasti.
Namun, fetisisme umumnya berasal dari lingkungan sosial yang melarang atau menekan ekspresi maupun keinginan seksual individunya.
3. Pedofilia
Pedofilia adalah penyimpangan seksual yang ditandai dengan orientasi seksual pada anak-anak atau remaja, biasanya di bawah umur 13 tahun.
Seseorang dikatakan sebagai pedofil (sebutan orang dengan pedofilia ) bila dia memiliki hasrat seksual pada anak-anak yang terpaut usia lebih dari 5-16 tahun dari dirinya.
Penyimpangan seksual ini lebih banyak dialami oleh laki-laki yang tertarik dengan anak laki-laki, perempuan, ataupun keduanya.
Saat ini pedofilia sering mengarah ke pelecehan seksual pada anak di bawah umur.
Perilaku pedofilia yang menyebabkan pemaksaan atau manipulasi tindakan seksual pada anak-anak juga termasuk ke dalam kelainan seksual (paraphillic disorder) sehingga membutuhkan penanganan medis.
Namun, penting untuk dipahami bahwa tidak semua pedofil melakukan pelecehan pada anak-anak.
Sebaliknya, tidak semua orang yang melakukan kekerasan seksual pada anak-anak adalah seorang pedofil.
4. Voyeurisme
Voyeurisme adalah salah satu kondisi ketika seseorang mendapatkan kepuasan seksual dengan cara mengintip, menguntit, maupun memandang tubuh orang lain dalam keadaan telanjang atau saat melakukan aktivitas seksual.
Keinginan untuk melihat tubuh telanjang atau aktivitas seksual yang dilakukan orang lain sebenarnya hal yang normal.
Namun, pada voyeurisme, mengamati tubuh seseorang secara diam-diam dapat membangkitkan hasrat seksual yang kuat bahkan bisa mencapai orgasme meskipun tidak melakukan kontak seksual apa pun.
Voyeurisme bisa menjadi kelainan seksual (paraphillic disorder) ketika seseorang terus-menerus mencari kesempatan untuk mengintip orang lain sampai meninggalkan kepentingan pribadinya.
5. Sadisme
Sadisme adalah ketertarikan pada aktivitas seksual yang melibatkan kekerasan atau perilaku tertentu yang membuat orang lain menderita.
Penyimpangan seksual yang satu ini sering kali dilakukan dengan paksaan.
Contoh penyimpangan seksual sadisme dapat terwujud dalam bentuk hasrat, fantasi, dan perilaku erotis yang melibatkan diri sendiri maupun orang lain yang menjadi objek ketertarikan seksualnya.
Sama halnya dengan penyimpangan seks lain, sadisme belum tentu adalah kelainan atau gangguan seksual.
Namun, sadisme yang mengarah pada kelainan seksual (paraphillic disorder) punya tanda-tanda, seperti:
- Memaksa pasangan atau orang lain menjadi objek perilaku sadisme sehingga pelakunya mengalami gangguan psikologis atau disfungsi sosial.
- Memiliki hasrat dan fantasi seksual yang kuat.
- Melakukan aktivitas seksual yang membuat orang lain menderita secara terus-menerus selama 6 bulan.
6. Masokisme
Masokisme adalah penyimpangan seksual ketika seseorang mendapatkan hasrat seksual karena menerima kekerasan atau perilaku yang membuatnya menderita, baik secara mental maupun fisik.
Seorang masokis umumnya memperoleh kepuasan seksual dari aktivitas yang membuatnya sakit atau kesulitan bernapas seperti saat dicekik, diikat, atau dipecut.
Masokisme dapat menjadi kelainan seksual (paraphillic disorder) ketika sudah menyebabkan gangguan psikologis dan disfungsi sosial pada orang yang mengalaminya.
Dugaan sementara masokis bisa disebabkan oleh masalah trauma mental dan fisik seseorang serta pengaruh dari lingkungan.
7. Froteurisme
Froteurisme adalah satu dari macam-macam penyimpangan seksual yang mendapatkan kepuasan seksual dari menyentuh, meraba, atau menggesekan bagian tubuh tertentu ke bagian tubuh orang lain.
Perilaku seksual ini biasanya dilakukan secara diam-diam saat orang yang menjadi target tidak menyadarinya.
Froteurisme umumnya dialami oleh pria dan bisa menjadi kelainan seksual karena kerap menyebabkan pelecehan seksual di tempat umum.
Salah satu contoh pelecehan yang paling sering terjadi terkait froteurisme adalah menggesekkan organ intim pria pada tubuh wanita saat berdesakkan di transportasi umum.
Penyebab utama dari penyimpangan seksual ini belum diketahui secara pasti.
Akan tetapi, faktor seperti perilaku antisosial dan hiperseksualitas (memiliki hasrat tinggi untuk melakukan hubungan seksual secara terus-menerus ) dapat membuat seseorang mengalami froteurisme.
8. Transvestic
Transvestic adalah penyimpangan seksual turunan dari fetisisme.
Kondisi ini terjadi ketika seseorang memperoleh gairah seksual saat mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh lawan jenis (cross-dressing).
Orang yang memiliki ketertarikan seksual ini dikenal juga dengan sebutan cross-dresser.
Jika seorang laki-laki, ia akan mendapatkan kepuasan seksual dengan mengenakan pakaian wanita yang feminin, begitu pun sebaliknya.
Ketertarikan memakai pakaian lawan jenis bisa diwujudkan dalam bentuk fantasi, keinginan, dan perilaku seksual menyimpang.
Meskipun bisa menimbulkan gangguan psikologis dan disfungsi sosial, sebagian besar kasus transvestic tidak berbahaya atau mengarah pada kelainan seksual.
9. Nekrofilia
Nekrofilia adalah ketertarikan atau hasrat seksual untuk berhubungan intim dengan mayat.
Berbeda dengan orang pada umumnya, seseorang dengan penyimpangan seksual ini sangat terangsang saat berhubungan seks dengan dengan orang yang sudah meninggal.
Bukan hanya itu, nekrofilia juga termasuk saat seseorang ingin melakukan aktivitas seksual lain, seperti masturbasi, di hadapan mayat.
10. Zoofilia
Zoofilia adalah penyimpangan seks yang menjadikan hewan sebagai objek kepuasan seksual.
Seseorang dengan penyimpangan seksual ini bisa punya ketertarikan untuk langsung berhubungan seksual dengan hewan, maupun melakukan aktivitas seks dengan hewan tanpa perlu berhubungan intim.
Selain yang sudah disebutkan di atas, masih beberapa jenis penyimpangan seks lainnya, seperti:
- Klismafilia: mendapatkan kesenangan seksual dengan memasukan cairan ke dalam kolon melalui anus.
- Koprofilia: ketertarikan seksual pada kotoran manusia.
- Telephonicophilia: memperoleh kepuasan seksual dengan menelepon orang-orang asing yang tidak dikenal.
- Urofilia: ketertarikan seksual pada urine.
Lagi-lagi, seseorang dapat dikategorikan mengalami penyimpangan seksual ketika punya ketertarikan seksual pada hal-hal yang dianggap yang tidak normal dalam budaya sosial secara umum.
The post 10 Jenis Penyimpangan Seksual, Bedakah dengan Kelainan Seksual? appeared first on Hello Sehat.
from Hello Sehat https://ift.tt/38FQigj
via IFTTT
0 Response to "10 Jenis Penyimpangan Seksual, Bedakah dengan Kelainan Seksual?"
Posting Komentar