Cara Tepat Mencegah Reaksi Alergi yang Harus Anda Ketahui

Ada banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah reaksi alergi. Anda memang tetap memilikinya, tapi upaya pencegahan yang Anda lakukan akan mencegah kemunculan gejala alergi. Bagaimana langkah-langkahnya?

Cara mencegah reaksi alergi pada sistem pernapasan

ketotifen

Reaksi alergi pada sistem pernapasan dikenal dengan rinitis alergi. Kondisi ini terjadi ketika Anda menghirup alergen dari lingkungan sekitar. Sistem kekebalan tubuh menganggap alergen tersebut sebagai bahaya, kemudian bereaksi secara berlebihan.

Rinitis sering menimbulkan gejala yang mirip dengan alergi. Anda mungkin mengalami bersin-bersin, hidung berair atau tersumbat, rasa gatal pada mata dan hidung, serta merasakan penumpukan lendir pada hidung dan tenggorokan.

Alergen yang paling sering memicu rinitis adalah tungau debu rumah, bulu dan kotoran hewan peliharaan, serbuk sari, serta spora jamur dan lumut. Cara terbaik mencegah rinitis adalah dengan menghindari semua pemicunya, tapi hal ini terkadang sulit dilakukan.

Tanpa disadari, pemicu alergi tersebar di rumah Anda. Debu dan kotoran tungau biasanya beterbangan dengan bebas, kotoran dan bulu hewan dapat menempel pada perabotan, sedangkan spora mungkin tersebar di mana-mana tanpa terlihat.

Kendati demikian, Anda dapat mencegah reaksi alergi pada sistem pernapasan dengan cara berikut.

1. Alergi tungau dan debu

Tungau merupakan serangga mikroskopik yang hidup di antara debu perabotan rumah. Serangga ini banyak ditemukan di sudut-sudut rumah, kasur, bantal dan guling, serta barang-barang yang jarang dibersihkan.

Guna mencegah alergi tungau debu, Anda bisa mengurangi populasinya dengan cara berikut.

  • Membersihkan furnitur berlapis kain, sofa, gorden, dan sejenisnya secara rutin dengan dicuci atau vacuum cleaner.
  • Menggunakan penutup lantai berbahan vinyl atau kayu alih-alih karpet.
  • Menggunakan penutup antialergi untuk kasur, bantal, dan selimut.
  • Menggunakan bantal dan selimut berbahan sintetis.
  • Membersihkan perabotan dengan kain lembap, bukan kemoceng yang dapat menyebarkan debu lebih jauh.
  • Membersihkan setiap sudut rumah dengan vacuum cleaner yang dilengkapi penyaring HEPA.

Ketika bersih-bersih rumah, usahakan untuk membersihkan bagian rumah yang paling sering digunakan keluarga, misalnya kamar tidur atau ruang tamu. Daerah inilah yang paling berpotensi menyebarkan alergen.

2. Alergi serbuk sari

Alergi serbuk sari mungkin lebih umum di negara empat musim. Namun, tetap ada peluang Anda terkena alergi ini karena setiap jenis tanaman menghasilkan serbuk sari yang berbeda-beda.

Guna mencegah reaksi alergi serbuk sari, Anda dapat melakukan cara berikut.

  • Melihat laporan cuaca sebelum keluar rumah. Cuaca kering dan berangin dapat membantu penyebaran serbuk sari.
  • Tetap di rumah saat cuaca kering dan berangin.
  • Menggunakan kacamata wrap around untuk melindungi seluruh bagian mata.
  • Menutup pintu dan jendela saat pagi dan senja. Ada lebih banyak serbuk sari pada jam-jam tersebut.
  • Mandi, keramas, dan segera berganti pakaian setelah dari luar rumah.
  • Menghindari daerah dengan banyak rumput, seperti taman atau lapangan.
  • Jika Anda memiliki halaman berumput, pangkas secara rutin.

3. Alergi hewan peliharaan

Alergi hewan peliharaan sebetulnya bukan disebabkan oleh bulu hewan yang rontok, melainkan liur, urine kering, dan sel kulit mati yang menempel pada bulu tersebut. Bulu hewan juga dapat menempel pada pakaian dan perabotan di sekitar Anda.

Apabila Anda sensitif terhadap bulu hewan, berikut beberapa cara untuk mencegah timbulnya reaksi alergi.

  • Tidak membiarkan hewan peliharaan masuk ke dalam kamar.
  • Memandikan hewan peliharaan setidaknya sekali dalam dua minggu.
  • Memangkas bulu hewan peliharaan secara rutin di luar rumah.
  • Menjaga hewan peliharaan tetap di luar rumah atau menyiapkan satu ruangan khusus untuk mereka.
  • Rutin membersihkan perabotan berlapis kayu yang sering ditempeli hewan peliharaan.

Jika Anda akan berkunjung ke rumah teman yang memelihara hewan, mintalah mereka agar tidak menyapu bulu peliharaannya pada hari yang sama. Anda juga bisa meminum obat antihistamin satu jam sebelum berkunjung untuk berjaga-jaga.

4. Alergi spora jamur dan lumut

Jamur dan lumut sebenarnya bukanlah alergen, tapi jutaan spora yang mereka hasilkan selama berkembang biak dapat memicu alergi bila terhirup. Pelepasan spora biasanya lebih sering terjadi saat ada peningkatan suhu secara mendadak.

Cara terbaik mencegah reaksi alergi spora jamur dan lumut yaitu sebagai berikut.

  • Menjaga udara di rumah tetap kering dan memiliki sirkulasi baik.
  • Tidak menggantung pakaian basah di dalam rumah.
  • Tidak menyimpan pakaian di lemari secara berdempetan.
  • Membuka jendela ketika memasak atau mandi untuk mencegah udara lembap beredar di rumah. Bila perlu, gunakan exhaust fan.
  • Rutin membersihkan area rumah yang lembap dengan larutan bleach untuk membunuh lumut.

Cara mencegah alergi makanan

alergi dan intoleransi makanan

Gejala alergi makanan bisa ringan berupa gatal-gatal atau berujung menjadi reaksi yang membahayakan nyawa. Kondisi yang lebih banyak dialami anak-anak ini paling sering dipicu oleh susu sapi, telur, kacang kedelai, makanan laut, dan kacang-kacangan.

Mencegah alergi makanan memang tidak mudah, terutama karena sifatnya menurun dalam keluarga. Jika saudara kandung, ayah, atau ibu Anda menderita alergi makanan, peluang Anda memiliki kondisi yang sama juga semakin besar.

Kendati demikian, Anda dapat mencegah timbulnya alergi makanan dalam dua periode, yakni sejak masa kecil dan ketika dewasa. Berikut gambarannya.

1. Mencegah alergi makanan pada masa kecil

Salah satu strategi yang disarankan para ahli untuk mencegah alergi makanan adalah dengan mengenalkan setiap jenis makanan sedini mungkin. Awali dengan memberikan bayi ASI eksklusif, sebab ASI membantu perkembangan sistem imun anak.

ASI mengandung berbagai jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh-kembang anak. ASI juga mudah dicerna, membantu memperkuat daya tahan tubuh, serta paling kecil peluangnya untuk memicu alergi pada bayi.

Pemberian ASI turut mengurangi risiko eksim, mengi, dan alergi susu sapi di kemudian hari. Sementara bagi ibu yang tidak bisa menyusui karena satu dan lain hal, manfaat ini dapat diperoleh dengan memberikan susu formula khusus sesuai saran dokter.

Seiring masa pertumbuhan, orangtua perlu memperkenalkan makanan yang bervariasi kepada anak. Jangan takut memberikan kacang-kacangan, beragam jenis daging, atau bahan lainnya ke dalam menu harian anak agar sistem kekebalannya terbiasa.

2. Mencegah reaksi alergi saat dewasa

Begitu anak beranjak dewasa, alergi makanan bisa saja berkurang atau tetap bertahan. Jika Anda punya alergi makanan hingga dewasa, strategi selanjutnya yakni melakukan upaya pencegahan terhadap reaksi alergi dalam situasi yang tidak terduga.

Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan.

  • Memberitahu orang di sekitar Anda bahwa Anda punya alergi makanan. Dengan begitu, mereka bisa membantu Anda menghindari alergen yang tidak terduga.
  • Memberi label ‘aman’ dan ‘bahaya’ pada lemari penyimpanan makanan, freezer, kulkas, dan sebagainya.
  • Selalu membaca daftar komposisi pada label kemasan makanan.
  • Tidak mencampuradukkan tempat penyimpanan makanan.
  • Menyediakan piring, gelas, dan alat makan milik sendiri.
  • Menjaga alat makan agar tidak menyentuh makanan pemicu alergi. Contohnya, jika Anda alergi susu, jangan gunakan pisau mentega untuk mengambil selai.
  • Membersihkan dapur agar makanan penyebab alergi tidak berserakan dan beterbangan.
  • Memasak makanan dan mencuci alat-alat masak secara terpisah.

Selalu diskusikan dengan dokter bila Anda memiliki alergi makanan. Bila suatu bahan makanan selalu memicu reaksi alergi, sebaiknya hentikan konsumsi makanan tersebut sama sekali. Carilah alternatif bahan lain yang tidak menimbulkan reaksi alergi.

Cara mencegah reaksi alergi pada kulit

gejala alergi makanan

Alergen dapat menimbulkan reaksi pada kulit yang dikenal sebagai dermatitis. Kondisi ini terjadi ketika pemicu alergi bersentuhan dengan kulit, kemudian memicu respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan.

Dermatitis bisa muncul dalam dua bentuk, yakni dermatitis atopik (eksim) dan dermatitis kontak. Dermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis dan bukan alergi, tapi kondisi ini bisa bertambah parah saat Anda terkena alergen.

Sementara itu, dermatitis kontak terjadi ketika Anda bersentuhan dengan alergen atau zat pemicu iritasi. Baik dermatitis atopik maupun kontak, keduanya dapat menyebabkan rasa gatal, ruam, kemerahan, hingga luka lepuh yang mengeluarkan cairan.

Berikut cara mencegah reaksi alergi pada kulit berdasarkan jenisnya.

1. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik mungkin sulit dihindari, tapi ada langkah yang bisa ditempuh untuk mencegahnya kambuh, yakni sebagai berikut.

  • Mengikuti rutinitas perawatan kulit sesuai anjuran dokter.
  • Menggunakan sarung tangan bila Anda harus bersentuhan dengan air atau zat pemicu gejala.
  • Menggunakan sabun mandi berbahan lembut.
  • Mengeringkan badan dengan cara ditepuk lembut, bukan digosok.
  • Menggunakan krim atau salep pelembap dua sampai tiga kali sehari.
  • Mandi dengan air bersuhu suam-suam kuku, bukan air panas.
  • Minum delapan gelas air putih sehari untuk menjaga kelembapan kulit.
  • Menghindari kegiatan yang membuat tubuh terlalu kepanasan atau berkeringat.
  • Mengelola stres dengan baik lewat olahraga, hobi, dan sebagainya.
  • Sebisa mungkin tidak menggaruk area kulit yang gatal.

2. Dermatitis kontak

Seperti halnya alergi pada sistem pernapasan, cara terbaik mencegah reaksi alergi pada kulit adalah dengan mengenali dan menghindari pemicunya. Anda bisa mengenali pemicu alergi melalui tes alergi sederhana seperti skin prick test atau patch test.

Setelah mengenali apa saja zat yang memicu alergi pada kulit Anda, berikut sederet upaya pencegahan yang dapat dilakukan.

  • Menghindari segala bentuk alergen dan penyebab iritasi. Awasi sumber alergen yang mungkin ada di sekitar Anda.
  • Menggunakan masker, kacamata, sarung tangan, dan alat pelindung lainnya bila Anda harus berkontak dengan alergen (seperti produk pembersih rumahan).
  • Menggunakan krim atau gel untuk melindungi kulit dari alergen tertentu.
  • Menggunakan pelembab secara rutin untuk menjaga kesehatan kulit dan lapisan pelindungnya.
  • Menggunakan patch (tambalan) khusus untuk menutupi logam pada pakaian bila Anda alergi logam.
  • Mengenakan pakaian longgar berbahan alami, misalnya kapas. Katun dan linen juga cocok untuk kulit sensitif, tapi keduanya tidak seringan kapas.
  • Mengenakan pakaian dengan warna muda karena mengandung lebih sedikit pewarna.
  • Menghindari pakaian dengan tanda ‘non-iron’ dan ‘anti-kotoran karena mungkin bahannya telah ditangani dengan bahan kimia.
  • Jika kulit terkena zat pemicu alergi, segera bersihkan dengan air hangat yang mengalir dan sabun berbahan lembut.
  • Tidak menggunakan perhiasan, terutama pada telinga dan bagian-bagian tubuh yang lebih sensitif.
  • Tidak berlama-lama memakai jam tangan yang menekan kulit. Gesekan logam pada kulit dan keringat dapat menyebabkan ruam.

Alergi merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi, Anda tetap bisa mencegah reaksi alergi pada sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan kulit dengan beberapa cara sederhana.

Apabila reaksi alergi muncul, minumlah obat yang diperlukan dan awasi tanda-tandanya pada tubuh Anda. Waspadai pula adanya reaksi alergi parah atau syok anafilaksis. Segera cari bantuan medis bila Anda atau orang terdekat mengalami kondisi ini.

The post Cara Tepat Mencegah Reaksi Alergi yang Harus Anda Ketahui appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/3l1zCF1
via IFTTT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara Tepat Mencegah Reaksi Alergi yang Harus Anda Ketahui"

Posting Komentar