Ini Akibat Berbahaya dari Menahan Buang Air Besar (BAB) Berhari-hari
Buang air besar (BAB) merupakan kebutuhan yang wajib dilakukan karena termasuk bagian dari proses pencernaan. Umumnya, BAB dapat dilakukan 1 -3 kali sehari, atau minimal 3 kali seminggu. Lantas, apa akibatnya jika menahan BAB berhari-hari?
Berapa lama seseorang dapat menahan buang air besar?
Pada dasarnya, frekuensi buang air besar setiap orang akan berbeda. Beberapa orang mungkin BAB sekali setiap dua hari, sedangkan lainnya buang air besar beberapa kali dalam seminggu.
Frekuensi ini juga akan tergantung pada usia dan pola makan seseorang. Namun, umumnya orang akan buang air besar antara satu hingga tiga kali sehari.
Bila ada perubahan dalam jadwal pergerakan usus, Anda mungkin mengalami konstipasi (sembelit). Akan tetapi, perubahan tersebut akan berbeda pada setiap orang.
Sebagai contoh, orang yang biasa BAB setiap 3 hari sekali dengan normal mungkin tidak memerlukan penanganan medis. Hal ini juga berlaku ketika beberapa orang hanya dapat BAB satu atau dua kali dalam seminggu, tetapi dengan ciri-ciri yang normal.
Oleh sebab itu, durasi berapa lama seseorang dapat bertahan menahan BAB tergantung pada kondisinya masing-masing. Akan tetapi, tentu tidak disarankan menahan racun yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh.
Akibat menahan BAB
Sebenarnya, menahan BAB sesekali tidak berbahaya. Anda mungkin saja tidak menemukan toilet atau berada dalam situasi yang tidak dapat melakukannya. Sementara itu, beberapa dari Anda mungkin merasa risih BAB di tempat umum.
Meski begitu, perilaku yang cenderung terjadi pada anak-anak tersebut dapat membahayakan kesehatan, terutama jika dilakukan terlalu sering.
BAB bertujuan untuk mengosongkan usus Anda agar tidak menyebabkan perut kembung atau rasa sakit. Bila ditahan, tentu bisa memengaruhi sistem pencernaan dan organ di sekitarnya.
Pada awal 2013 ada sebuah kasus menahan BAB yang dilakukan oleh seorang remaja yang berasal dari Inggris. Remaja perempuan ini meninggal karena tidak BAB selama 8 minggu.
Remaja penyandang autisme tersebut memang mengalami masalah pencernaan sepanjang usianya. Ia juga takut ke toilet, sehingga memilih untuk menahan BAB.
Hasil pemeriksaan melaporkan bahwa remaja tersebut mengalami serangan jantung akibat pembesaran usus yang menekan beberapa organ tubuh bagian dalam lainnya.
Anak Penyandang Autisme Lebih Riskan Mengalami Gangguan Makan, Ini Faktanya
Selain menyebabkan kematian, ada masalah kesehatan lainnya yang merupakan akibat dari tidak BAB berhari-hari yang dijabarkan di bawah ini.
1. Feses menjadi keras
Feses mengandung 75% air dengan campuran bakteri, protein, sisa makanan yang tak dapat dicerna, sel-sel mati, lemak, garam, dan lendir. Mengingat kandungan utamanya adalah air, feses dapat bergerak dengan mudah di sepanjang usus dan dikeluarkan melalui rektum.
Bila BAB ditahan, feses akan menjadi keras dan kering karena tubuh menyerap kembali kandungan air di dalamnya. Feses yang keras tentu sulit dikeluarkan. Hal ini bisa memicu nyeri perut yang menjadi tanda dari sembelit.
Selain itu, Anda juga mungkin akan merasa gelisah dan kehilangan nafsu makan karena menahan buang air besar.
2. Pergerakan usus melambat
Menahan BAB yang dilakukan dalam waktu yang lama tentu dapat merusak pergerakan usus. Pergerakan usus dapat melambat dan tidak menutup kemungkinan berhenti berfungsi.
Walaupun tidak diberikan makanan, usus akan tetap menghasilkan sedikit cairan encer dan lendir, sehingga usus tidak benar-benar kosong. Sadar atau tidak, Anda juga akan mengencangkan otot-otot panggul dan pantat ketika sengaja tidak BAB.
Pada saat yang bersamaan, feses yang masih cair dapat menyelinap melewati massa feses yang padat. Akibatnya, gumpalan feses pun menjadi semakin besar dan terasa sangat sakit saat buang air besar.
Bila Anda tetap makan tanpa buang air besar, organ usus besar dapat membengkak akibat penumpukan feses yang mengeras. Hal ini dapat menyebabkan usus besar terluka atau sobek.
3. Infeksi bakteri
Tahukah Anda bahwa menahan BAB sama artinya dengan menyimpan tumpukan racun pada tubuh dalam waktu yang lama? Perilaku ini tentu dapat merusak usus besar yang akhirnya tidak memungkinkan tubuh membuang racun.
Anda juga berisiko terinfeksi bakteri ketika ada feses yang bocor keluar melewati luka atau robekan yang ada pada usus atau rektum. Usus yang terinfeksi memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat.
Alhasil, usus mengalami peradangan dan terisi nanah. Infeksi ini juga dapat menekan usus, sehingga menghambat aliran darah mengalir melalui dinding usus. Akibatnya, jaringan usus kekurangan darah dan mati secara perlahan.
Kondisi ini akan terus berlangsung sampai dinding otot usus menjadi tipis, lalu pecah. Ini memungkinkan nanah yang mengandung bakteri di dalam usus bocor ke bagian perut lainnya atau biasa disebut sebagai penyakit peritonitis.
Kapan harus periksa ke dokter?
Sesekali menahan BAB memang tidak apa-apa. Namun, ketika dilakukan terlalu sering dan Anda mengalami beberapa gejala di bawah ini, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
- BAB berdarah.
- Tidak dapat buang air besar selama 7 – 10 hari.
- Sembelit, kemudian diare, dan mengalami siklus yang sama berulang kali.
- Diare yang tidak kunjung membaik, terutama disertai muntah.
- Nyeri pada daerah anus atau ujung usus besar.
Sangat disarankan untuk langsung buang air besar ketika hendak melakukannya. Terbiasa menahannya justru akan memicu masalah baru yang tentu membutuhkan penanganan medis seperti konstipasi.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
The post Ini Akibat Berbahaya dari Menahan Buang Air Besar (BAB) Berhari-hari appeared first on Hello Sehat.
from Hello Sehat https://ift.tt/38aYMMq
via IFTTT
0 Response to "Ini Akibat Berbahaya dari Menahan Buang Air Besar (BAB) Berhari-hari"
Posting Komentar