Kenapa Gerakan Janin Berkurang Menjelang Persalinan?
Gerakan janin yang teratur menandakan bahwa janin sehat. Gerakannya dapat berupa tendangan atau putaran yang biasanya akan dirasakan ketika kehamilan memasuki usia 16 hingga 28 minggu. Namun, umumnya gerakan bayi akan berkurang menjelang persalinan. Apa penyebabnya dan berbahayakah kondisi ini?
Memahami gerakan janin dalam kandungan
Janin yang sehat, biasanya ditandai dengan gerakan yang aktif di dalam perut. Pada awalnya, mungkin Anda kesulitan untuk membedakan apakah itu gerakan janin atau usus Anda.
Namun, seiring berjalannya waktu hingga menjelang persalinan, berbagai gerakan janin yang Anda rasakan menjadi lebih khas dan Anda bisa membedakannya.
Agar Anda lebih mengenali gerakan janin, pahami panduannya berikut ini:
- Pada kehamilan usia 12 minggu, bayi mulai bergerak. Namun, Anda tidak merasakan apa pun karena bayi masih sangat kecil.
- Pada kehamilan usia 16 minggu, sang ibu mulai merasakan gerakan kecil di dalam perut.
- Pada kehamilan usia 20 minggu, sang ibu bisa mulai merasakan gerakan yang lebih aktif dan cepat.
- Pada kehamilan usia 28 minggu, bayi sudah membuat gerakan seperti menendang dan memukul.
Anda perlu curiga jika bayi kurang aktif bergerak dalam kandungan pada usia tersebut. Bisa jadi, hal ini menandakan adanya masalah pada bayi di dalam kandungan.
Meski begitu, berkurangnya gerakan dalam janin tidak selalu menandakan adanya masalah pada bayi dalam kandungan. Pada waktu tertentu, bayi memang akan mengurangi gerakan di dalam perut, tepatnya menjelang persalinan. Apa sebabnya, ya?
Alasan kenapa gerakan janin berkurang menjelang persalinan
Sebuah studi pada jurnal BMC Pregnancy and Childbirth, menjelaskan penyebabnya. Gerakan bayi akan berkurang ketika kehamilan sudah melewati usia 30 minggu, begitu juga saat menjelang persalinan.
Dibanding gerakan berputar, ibu hamil akan lebih sering merasakan gerakan menggeliat yang menimbulkan rasa geli. Mungkin juga gerakan menendang tiba-tiba yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Kondisi tersebut terjadi karena tubuh bayi semakin sempurna dan ruang geraknya semakin sempit.
Dalam studi yang sama, peneliti yang mengamati gerakan bayi seminggu sebelum persalinan, menyimpulkan bahwa gerakan bayi tidak benar-benar berkurang melainkan melambat.
Sebanyak 40 ibu hamil melaporkan bahwa gerakan bayi memang lebih melambat, tetapi jadi lebih kuat.
Ternyata, ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang ibu kesulitan merasakan gerakan janin menjelang persalinan. Gangguan ini membuat mereka menganggap bahwa gerakan janin akan berkurang, padahal tidak demikian.
Selain itu, terdapat juga beberapa hal lain yang menyebabkan ibu hamil kesulitan merasakan gerakan bayi menjelang persalinan, antara lain:
- Volume cairan ketuban yang tidak sesuai
- Adanya plasenta anterior (plasenta menempel di sisi depan rahim)
- Sang ibu punya kebiasaan merokok dan kelebihan berat badan
- Nuliparitas, yakni wanita yang belum pernah melahirkan sebelumnya
Untuk mengetahui kesehatan janin melalui gerakannya, buatlah jurnal. Catat seberapa sering bayi melakukan gerakan dan gerakan apa saja yang Anda rasakan.
Selanjutnya, konsultasikan hal tersebut dokter kandungan. Jika Anda merasakan perubahan tidak normal, jangan tunda untuk memeriksakannya.
Jika dokter menilai bahwa jumlah gerakan janin memang rendah menjelang persalinan, Anda akan menjalani serangkaian tes. Salah satunya, yaitu tes non-stres (NST). Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi detak jantung bayi yang berhubungan dengan aktivitas bayi di rahim.
Selain memerhatikan kesehatan janin, Anda juga perlu mulai mencari tahu berbagai hal seputar persiapan persalinan agar tidak bingung saat hari H nanti.
The post Kenapa Gerakan Janin Berkurang Menjelang Persalinan? appeared first on Hello Sehat.
from Hello Sehat https://ift.tt/2YjQJoN
via IFTTT
0 Response to "Kenapa Gerakan Janin Berkurang Menjelang Persalinan?"
Posting Komentar