Bayi Harimau Mati Diduga COVID-19, Bisakah Hewan Peliharaan Tertular Virus Corona?

Dua anak harimau putih di kebun binatang Pakistan mati di diduga karena terinfeksi COVID-19. Kasus hewan terinfeksi COVID-19 ini bukan yang pertama, sudah ada beberapa kasus hewan-hewan terutama hewan jenis kucing. Padahal awalnya penyakit ini diketahui hanya dapat menular dari manusia ke manusia.

Harimau mati karena terinfeksi COVID-19

Harimau dan Kasus Hewan Peliharaan yang Tertular COVID-19

Dua anak harimau penghuni Kebun Binatang Lahore, Pakistan ini awalnya disebut mati karena infeksi virus panleukopenia kucing, penyakit yang menargetkan sistem kekebalan kucing. 

Tapi hasil otopsi menemukan paru-paru harimau berusia 11 minggu ini rusak akibat infeksi yang parah. Meskipun tidak ada tes PCR Coronavirus, para ahli patologi menyimpulkan kedua bayi harimau ini mati karena COVID-19. 

“Setelah kematian dua harimau itu, pihak kebun binatang melakukan tes pada semua petugas. Ada enam orang yang dinyatakan positif COVID-19, termasuk satu yang menangani anak harimau itu,” kata wakil direktur kebun binatang, Kiran Saleem, seperti dikutip Reuters (13/2/2021). 

“Hasil ini memperkuat temuan otopsi yang menyatakan anak harimau tersebut kemungkinan besar tertular virus dari pawangnya,” kata Saleem. 

Banyak kucing besar lainnya di berbagai kebun binatang di seluruh dunia yang dilaporkan terinfeksi COVID-19. Virus yang menurut para ilmuwan dapat menular dari manusia ke manusia ini mulai ditemukan pada berbagai hewan mamalia. 

Kasus COVID-19 pada harimau pertama kali diidentifikasi pada Nadia, harimau Malaya berusia 4 tahun di kebun binatang New York. Selain Nadia, 3 harimau dan 3 singa Afrika lain yang jatuh sakit dengan gejala batuk kering, namun tidak dilakukan pemeriksaan COVID-19 pada keenam hewan ini.

Hewan di penangkaran dianggap berisiko lebih besar untuk meningkatkan masalah kesehatan karena mereka dikeluarkan dari habitat alaminya.

Pertengahan tahun lalu, para ilmuwan di Colorado memberikan vaksin coronavirus eksperimental pada sekitar 120 musang kaki hitam (mamalia paling terancam punah di Amerika Utara) karena khawatir virus tersebut menyebar di antara spesies rapuh. 

“Untuk virus pernapasan yang sangat menular, penting untuk memperhatikan reservoir hewan,” lata Corey Casper, ahli vaksinasi dan kepala Institut Penelitian Penyakit Menular di Seattle.

“Jika virus kembali ke inang hewan lalu bermutasi sedemikian rupa dan kembali lagi ditularkan ke manusia, maka manusia tidak lagi memiliki kekebalan terhadap virus itu,” kata Casper dalam wawancaranya dengan Colorado Public Radio News Desember 2020. 

Hewan peliharaan yang terinfeksi virus SARS-CoV-2

Harimau dan Kasus Hewan Peliharaan yang Tertular COVID-19

Selain hewan di kebun binatang, ada juga hewan peliharaan yang terbukti sakit karena COVID-19. Akhir Maret 2020, seekor kucing di Belgia dinyatakan positif COVID-19 setelah mengalami gejala muntah, diare, dan gangguan pernapasan. Kucing ini diduga tertular dari pemiliknya yang telah lebih dulu dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Kasus hewan peliharaan tertular COVID-19 juga dilaporkan oleh otoritas Hongkong pada Maret 2020. Seekor anjing peliharaan dinyatakan positif COVID-19 setelah pemiliknya lebih dulu sakit karena virus SARS-CoV-2 ini beberapa hari sebelumnya. 

Menurut media Hongkong, South China Morning Post, anjing pomeranian berusia 17 tahun itu dikarantina lebih dari sekitar 2 pekan hingga 14 Maret lalu dikembalikan ke rumah setelah dinyatakan negatif. Namun anjing tersebut mati pada 16 Maret. 

Korea Selatan melakukan pemeriksaan COVID-19 pada anjing dan kucing

Awal januari lalu, Korea Selatan  juga melaporkan kasus COVID-19 yang terjadi pada kucing peliharaan. Setelah laporan tersebut, otoritas kesehatan Korea Selatan mulai melakukan pengetesan COVID-19 pada anjing dan kucing peliharaan. 

Hewan peliharaan yang mendapatkan pengetesan COVID-19 adalah mereka yang mengalami gejala demam atau kesulitan bernapas dan telah berkontak erat dengan manusia pembawa virus. 

Jika dinyatakan positif, kucing atau anjing ini akan karantina mandiri di rumah pemiliknya selama 14 hari. Hewan tidak perlu dibawa ke pusat karantina karena sejauh ini tidak ada bukti penularan dari hewan peliharaan ke manusia. Tetapi jika pemiliknya sakit atau terlalu tua untuk merawatnya, hewan tersebut akan dikarantina di fasilitas kota. 

Pejabat Pusat Pengendalian Penyakit Korea Selatan, Park Yoo-mi mengimbau para pemilik hewan peliharaan untuk memperhatikan hewannya dari penularan virus

“Harap menjaga jarak anjing setidaknya 2 meter dari orang lain dan hewan peliharaan lain saat mengajaknya berjalan-jalan,” kata Park. 

Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amrika (CDC) mengatakan saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bisa terjadi penularan COVID-19 dari hewan ke manusia.  Namun beberapa penelitian menunjukkan kemungkinan kucing mungkin dapat membawa virus dan menularkannya ke kucing lain.

The post Bayi Harimau Mati Diduga COVID-19, Bisakah Hewan Peliharaan Tertular Virus Corona? appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/3sbmcIV
via IFTTT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bayi Harimau Mati Diduga COVID-19, Bisakah Hewan Peliharaan Tertular Virus Corona?"

Posting Komentar