Membandingkan Obat Kuat Viagra, Cialis, atau Levitra: Mana yang Paling Ampuh?

Dapat dikatakan jika obat kuat kimia ataupun obat kuat alami menjadi senjata bagi sebagian pria yang mengalami impotensi atau kesulitan untuk ereksi. 

Ada banyak sekali obat kuat yang dijual di pasaran dan apotek terdekat. Selain Viagra, ada pula jenis obat lainnya, seperti Levitra dan Cialis. Lalu di antara ketiga obat tersebut, manakah yang paling bagus untuk pria yang mengalami disfungsi ereksi?

Obat kuat pria mana yang paling ampuh untuk mengatasi impotensi?

Viagra, Cialis, dan Levitra merupakan obat kuat medis yang paling sering diandalkan dalam hal meningkatkan kemampuan ereksi pada pria. 

Ketiga obat tersebut sebenarnya sama fungsinya, yaitu untuk meningkatkan stamina dan membantu pria yang memiliki masalah ereksi, seperti impotensi. 

Berikut adalah perbandingan dari masing-masing obat, mulai dari cara kerja, ketahanan obat di dalam tubuh, dan interaksi serta efek samping yang dirasakan.

Dari sisi cara kerjanya

Dikarenakan memiliki fungsi yang kurang lebih sama, secara umum ketiga obat kuat ini juga memiliki cara kerja yang sama. 

Di dalam Viagra, Cialis, dan Levitra mengandung senyawa yang disebut PDE5 atau cGMP-specific phosphodiesterase type 5, yakni suatu protein enzim yang memiliki fungsi membuat otot rileks dan meningkatkan aliran darah di dalam tubuh. 

Jika otot rileks dan aliran darah meningkat, maka semakin mudah aliran darah mengalir ke bagian penis pria. Pada akhirnya proses ini membuat penis ereksi.

Cara kerja obat kuat ini tentunya dapat menjadi solusi pria yang mengalami impotensi atau disfungsi ereksi. PDE5 akan bereaksi sangat cepat di dalam tubuh, oleh karena itu sebaiknya obat diminum 30 menit sampai 1 jam sebelum melakukan hubungan seks.

Dari sisi ketahanan obat di dalam tubuh

Meskipun cara kerjanya sama, namun masing-masing obat kuat akan memiliki tingkat ketahanan yang berbeda di dalam tubuh. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut adalah beberapa perbandingannya.

  • Viagra, bisa diminum sebelum 1 jam sebelum melakukan hubungan seksual dan lebih efektif bekerja saat perut dalam keadaan kosong. Obat ini akan bekerja selama 4-5 jam atau lebih.
  • Levitra, sebaiknya diminum sekitar 1 jam sebelum berhubungan seks. Obat ini bekerja selama 4-5 jam, namun pada beberapa kondisi bisa membuat pria kuat hingga 8 jam.
  • Cialis, sama seperti Levitra dan Viagra dapat dikonsumsi 1-2 jam sebelum berhubungan seks. Namun dengan dosis yang sama, Cialis mampu bertahan hingga 36 jam.

Dari sisi efek samping dan interaksi

Viagra, Cialis, dan Levitra memiliki zat kimia dan bahan yang hampir sama, sehingga akan menimbulkan interaksi serta efek samping yang hampir sama pula. 

Efek samping obat kuat yang ditimbulkan dan umum dirasakan, di antaranya:

  • Sakit kepala dan pusing
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Nyeri punggung
  • Hidung tersumbat dan berair
  • Gangguan penglihatan
  • Detak jantung tidak teratur

Siapa saja yang boleh menggunakan obat kuat tersebut?

Obat-obat ini tidak bisa digunakan oleh sembarang orang. Jika memang Anda sehat dan tidak mengalami gangguan ereksi, maka Anda sangat tidak memerlukannya. 

Namun apabila Anda memang memiliki gangguan ereksi, seperti disfungsi ereksi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum memilih obat mana yang akan Anda gunakan.

Saat melakukan konsultasi ke dokter, mungkin Anda perlu menceritakan beberapa kondisi yang mungkin akan memberikan pengaruh berbahaya, seperti:

  • Minum obat nitrat, seperti nitrogliserin, isosorbide mononitrate, dan isosorbide dinitrate – umumnya untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
  • Memiliki kondisi tekanan darah rendah (hipotensi) maupun tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Memiliki kondisi penyakit hati atau penyakit ginjal.

Cialis adalah satu-satunya obat kuat yang diizinkan penggunaannya bagi orang yang mengalami pembesaran prostat

Selain itu, Anda juga dapat mempertimbangkan Cialis jika memang sering melakukan hubungan seksual, sehingga tubuh menjadi siap selalu ketika stimulasi seks datang.  

Sedangkan Viagra dan Levitra, sebaiknya digunakan bagi orang-orang yang jarang atau tidak terlalu sering terlibat dalam aktivitas seksual yang teratur. 

Jadi pemakaian Viagra dan Levitra hanya jika hendak melakukan hubungan seksual saja, namun tentu saja hal ini harus tetap dalam pengawasan dokter Anda.

Apa saja efek berbahaya dari penggunaan obat kuat?

Penggunaan obat kuat sembarangan dan tanpa resep dokter tentu berisiko pada kondisi kesehatan. Beberapa efek berbahaya tersebut, di antaranya:

  • Menimbulkan efek samping berbahaya, karena pada beberapa kasus penggunaan obat kuat juga dapat menimbulkan risiko kehilangan penglihatan dan pendengaran, serta priapismus – ereksi penis tidak hilang dalam jangka waktu lama.
  • Interaksi dengan obat atau kondisi kesehatan tertentu, penggunaan obat kuat tanpa resep saat sedang minum obat nitrat, memiliki tekanan darah rendah (hipotensi), tekanan darah tinggi (hipertensi), atau penyakit jantung dalam meningkatkan risiko kematian.
  • Menjadikan ketergantungan obat, berpengaruh dari sisi psikologis di mana seseorang akan kehilangan rasa percaya diri pada kemampuan mencapai dan mempertahankan ereksi tanpa bantuan obat kuat

Apabila Anda tidak mengalami disfungsi ereksi atau impotensi, tidak disarankan untuk minum obat kuat. Namun jika khawatir dengan kondisi Anda, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan lain yang lebih sesuai.

Adakah alternatif lain selain menggunakan obat kuat?

Selain menggunakan obat-obatan medis, sebenarnya ada alternatif lain dengan minum obat kuat herbal yang memiliki risiko efek samping lebih minim.

Namun apabila Anda hendak mengatasi impotensi secara alami tanpa bantuan obat, ada beberapa perubahan tingkah laku yang perlu diterapkan sebagai berikut.

1. Berolahraga rutin

Masukkan jadwal olahraga rutin dalam aktivitas keseharian Anda. Mulailah dari berolahraga ringan, seperti jalan santai atau jogging 30 menit per hari yang mampu menurunkan risiko disfungsi ereksi hingga 40 persen.

2. Perhatikan pola makan

Pilihlah asupan makanan alami, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan ikan. Hindari makanan olahan, makanan dengan lemak tinggi, dan alkohol yang meningkatkan risiko Anda sulit mencapai dan mempertahankan ereksi.

3. Jaga berat badan ideal

Orang dengan obesitas memiliki risiko tinggi disfungsi ereksi. Kondisi ini juga meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung dan diabetes. Penting untuk menjaga berat badan ideal dengan memperhatikan asupan makanan dan berolahraga.

4. Kelola stres

Komunikasi yang buruk dengan pasangan dapat menimbulkan stres dan gangguan kecemasan. Walaupun dengan bantuan obat kuat, kondisi ini tetap memengaruhi kepuasan saat berhubungan seks. Jaga hubungan dengan pasangan dan jika perlu konsultasi dengan psikolog apabila gangguan ini sulit diatasi.

5. Berhenti merokok

Kebiasaan merokok meningkatkan risiko seseorang mengalami impotensi. Hal ini dikarenakan senyawa dalam rokok yang memengaruhi aliran darah dalam tubuh. Berhenti merokok adalah langkah paling tepat untuk mengatasi impotensi secara alami.

Disfungsi ereksi bukanlah masalah kesehatan yang dapat diatasi secara instan. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan perawatan yang sesuai, baik dengan obat-obatan maupun metode lainnya.

The post Membandingkan Obat Kuat Viagra, Cialis, atau Levitra: Mana yang Paling Ampuh? appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/3k0af61
via IFTTT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Membandingkan Obat Kuat Viagra, Cialis, atau Levitra: Mana yang Paling Ampuh?"

Posting Komentar